Penyakit yang dicurigai terjangkit virus tungau pembunuh muncul kali pertama di Cina pada tahun 2009. Pada tahun 2011, virus penyebab itu diketahui sebagai demam berat dengan sindrom trombositopenia –SFTS. Jika terjangkit virus SFTS, trombosit berkurang dengan gejala demam, rasa lelah, nafsu makan kurang, mual, serta jika gejala semakin parah, pasien itu dapat meninggal dunia.
Di Cina, 2 ribu kasus terinfeksi virus tungau terjadi hingga tahun 2012, dan puluhan pasien telah meninggal dunia. Di Jepang, muncul kasus terjangkit oleh tungau pembunuh pada awal bulan Januari tahun ini, sehingga diketahui sejumlah orang telah meninggal dunia. Akibatnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea –KCDC telah melakukan penelitian untuk mengetahui apakah tungau pembunuh memiliki virus SFTS atau tidak.
Al-hasil, pada tanggal 2 Mei lalu, pihaknya mengumumkan tungau pembunuh itu memiliki virus SFTS dan pada tanggal 16 Mei lalu, pasien pertama diketahui meninggal dunia akibat terinfeksinya virus tersebut. Virus SFTS dapat tertular jika digigit oleh tungau yang memiliki virus SFTS. Tungau pembunuh biasa berada di rumput di seluruh wilayah Korea, serta menghisap darah selama 10 hari setelah menempel pada manusia atau hewan mamalia. Tungau pembunuh tersebut berbeda dengan tungau debu rumah dari segi bentuk dan jenisnya. Untuk tidak terjangkit oleh virus tersebut, seseorang harus hati-hati agar tidak digigit oleh tungau pembunuh. Mulai pada musim semi hingga musim gugur, penyebaran virus SFTS sangat memungkin.
Di Cina, 2 ribu kasus terinfeksi virus tungau terjadi hingga tahun 2012, dan puluhan pasien telah meninggal dunia. Di Jepang, muncul kasus terjangkit oleh tungau pembunuh pada awal bulan Januari tahun ini, sehingga diketahui sejumlah orang telah meninggal dunia. Akibatnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea –KCDC telah melakukan penelitian untuk mengetahui apakah tungau pembunuh memiliki virus SFTS atau tidak.
Al-hasil, pada tanggal 2 Mei lalu, pihaknya mengumumkan tungau pembunuh itu memiliki virus SFTS dan pada tanggal 16 Mei lalu, pasien pertama diketahui meninggal dunia akibat terinfeksinya virus tersebut. Virus SFTS dapat tertular jika digigit oleh tungau yang memiliki virus SFTS. Tungau pembunuh biasa berada di rumput di seluruh wilayah Korea, serta menghisap darah selama 10 hari setelah menempel pada manusia atau hewan mamalia. Tungau pembunuh tersebut berbeda dengan tungau debu rumah dari segi bentuk dan jenisnya. Untuk tidak terjangkit oleh virus tersebut, seseorang harus hati-hati agar tidak digigit oleh tungau pembunuh. Mulai pada musim semi hingga musim gugur, penyebaran virus SFTS sangat memungkin.
Source: Kbsworld
0 comments:
Post a Comment