Sunday, May 5, 2013

10:14 AM


 menjaga negara dengan bijaksana dan berani<strong>, Chungmugong Kim Si-min</strong>



Menang di Pertempuran Jinju


Di benteng Jinju yang terletak di kota Jinju, Gyeongsang Selatan, berlangsunglah prosesi pergantian tentara penjaga pintu istana pada setiap hari Sabtu. Banteng Jinju diserang selama 6 hari oleh Jepang saat adanya invasi Jepang ke Korea pada bulan Oktober 1592, yang biasa disebut sebagai 'Imjinwaeran' atau 'Perang Injin.' Pada waktu itu, pasukan Jepang yang beranggotakan 20.000 orang menyerang benteng Jinju, namun pasukan Joseon yang beranggotakan 3.800 orang berhasil mengalahkan mereka. Pertempuran itu disebut sebagai Pertempuran Jinju, yaitu salah satu pertempuran dari tiga Perang Imjin. Nah, pemimpin yang memenangkan pertempuran tersebut tiada lain adalah Gubernur Jinju, Kim Si-min.


Menjaga negara dengan kemampuan seni bela diri


Kim Si-min yang lahir di Mokcheonhyeon yang merupakan wilayah Cheonan pada saat ini pada tahun 1554 memiliki kemampuan tinggi seni bela diri. Saat berusia 25 tahun, dia berhasil lulus ujian pemerintah untuk masuk militer dan diberi jabatan sebagai pelatih pasukan. Pada tahun 1583, Nitangae, salah satu kepala suku Jurchen menginvasi Joseon, dia memberi kontribusi besar dalam mengalahkan suku Jurchen bersama Jenderal Shin Rip, Admiral Yi Sun-shin, dll.

Dia berkarir sebagai pejabat di badan urusan pembuatan senjata, namun akibat konflik dengan atasannya, yaitu menteri perang, dia mengundurkan diri dari jabatannya. Namun pada tahun 1591, dia diangkat sebagai pejabat militer di Jinju, dan pada tahun berikutnya, Perang Imjin pecah.

Ahli siasat hebat, Kim Si-min


Saat pecahnya Perang Injin, dia minta kepada bawahannya untuk menjaga istana, walaupun menghadapi krisis kehilangan jiwa mereka. Jumlah militernya hanya mencapai 3800 orang, sehingga kekuatan militernya sangat lemah untuk menentang sejumlah 20.000 pasukan tentara Jepang.

Namun, Kim Si-min memiliki tekonlogi mengontrol militer dan taktik. Dengan meniru cara pembuatan senjata musuh, dia menyuruh bawahannya untuk membuat senjata senapan dan meriam, serta melatih para militernya untuk menggunakan senjata tersebut. Selain itu, dia mengubah penampilan perempuan dan kalangan tua seperti penampilan laki-laki gagah. Untuk menipu tentara Jepang, dia meletakkan orang-orangan yang memanah di atas benteng agar pasukan Jepang memanah dengan salah melihat penampilanan orang-orangan itu sebagai tentara Joseon. Akhirnya, pasukan Jepang menghabiskan senjata dengan sembarangan. Demikianlah, teknologi dan kecerdasan Kim Si-min bermanfaat bagi pasukan Joseon yang beranggotakan 3.800 orang dan mereka berhasil mengalahkan pasukan Jepang yang berjumlah 20.000 orang.

Meninggal dunia dengan mencemaskan urusan negara


Pada hari terakhir pertempuran yang berlangsung selama 6 hari, pasukan Joseon yang dipimpin oleh Kim Si-min berhasil menaklukkan pasukan Jepang. Namun, saat dia berkeliling di sekitar benteng, seorang tentara Jepang yang terjatuh menembak secara mendadak ke arah Kim Si-min.

Akhirnya, Kim Si-min mengalami cedera, dan beberapa hari kemudian, dia meninggal dunia dalam usia 39 tahun.

Pada bulan Oktober 1592, seluruh warga Joseon meneteskan air mata terhadap kematian Jenderal muda yang menjaga negara dengan kecerdasan dan strategi. Pada tahun 1711, Kim Si-min mendapat nama kehormatan 'Chungmugong' dengan arti ‘Jenderal Hebat.’ 









Source : kbs
 

0 comments:

Post a Comment